dapat tugas buat soal dengan metode open ended, tapi gak tau itu apa hehe akhirnya cari-cari eh malah nemu yang beginian hehe (makalah open ended) langsung aja di copas hehe
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Pemerintah
telah banyak melakukan upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia.
Namun keluhan tentang kesulitan belajar masih banyak dijumpai. Khususnya pada
mata pelajaran matematika yang kebanyakan orang atau siswa menyebutnya sebagai
momok. Kesulitan belajar yang timbul tersebut tidak semata-mata karena tingkat
kesulitan materi bagi siswa tetapi juga karena cara penyampaian materi oleh guru. Ada berbagai model pembelajaran yang
bisa diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
Guru
diharapkan dapat memilih salah satu model pembelajaran yang juga merupakan
fokus kajian penelitian ini adalah open ended. Pendekatan open ended merupakan
suatu metode yang dapat memberi keleluasan kepada siswa untuk berpikir secara
aktif dan kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan, sehingga bermanfaat
untuk meningkatkan cara berpikir siswa .
Dalam
pendekatan ini siswa dihadapkan pada permasalahan yang penyelesaiannya tidak
perlu hanya satu, sehingga diharapkan kreativitas siswa dapat berkembang.
Pendekatan open ended juga dapat membangkitkan nalar siswa sehingga siswa
kreatif dan akhirnya diharapkan siswa dapat berpikir logis dan kritis.
Pembelajaran dengan pendekatan open ended diawali dengan memberikan masalah
terbuka kepada siswa.
Kegiatan
pembelajaran harus mengarah dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan
banyak cara serta
mungkin juga
dengan banyak jawaban (yang benar), sehingga merangsang kemampuan intelektual
dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Pendekatan open
ended menjanjikan kepada suatu kesempatan kepada siswa untuk meginvestigasi
berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan
mengelaborasi permasalahan.
Tujuannya
tiada lain adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang
secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap
siswa terkomunikasi melalui proses pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok
pikiran pembelajaran dengan open ended yaitu pembelajaran yang membangun
kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk
menjawab permasalahan melalui berbagai strategi.
- Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan model pembelajaran Open Ended?
2. Apa saja prinsip-prinsip yang terdapat dalam model pembelajaran Open Ended?
3. Bagaimanakah kelemahan dan kelebihan model pembelajaran Open Ended?
4. Bagaimanakah langkah-langkah model pembelajaran Open Ended?
2. Apa saja prinsip-prinsip yang terdapat dalam model pembelajaran Open Ended?
3. Bagaimanakah kelemahan dan kelebihan model pembelajaran Open Ended?
4. Bagaimanakah langkah-langkah model pembelajaran Open Ended?
- Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui makna model
pembelajaran Open Ended.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip model pembelajaran Open Ended.
3. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan model pembelajaran Open Ended.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran Open Ended.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip model pembelajaran Open Ended.
3. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan model pembelajaran Open Ended.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran Open Ended.
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED
- Pengertian Open Ended
Pendekatan
open ended berasal dari Jepang pada tahun 1970 an. Antara tahun 1971 dan 1976,
peneliti Jepang melaksanakan serangkaian proyek penelitian pengembangan dalam
metode mengevaluasi keterampilan “berpikir tingkat tinggi” dalam pendidikan
matematika dengan menggunakan sries open ended pada tema tertentu. Pendekatan
ini dimulai dengan melibatkan siswa dalam masalah open ended yang mana didesain
dengan berbagai jawaban benar “tidak lengkap” atau open ended.
Menurut
Sudiarta (Poppy, 2002 : 2) menyatakan bahwa secara konseptual open ended
problem dapat dirumuskan sebagai masalah atau soal-soal matematika yang
dirumuskan sedemikian rupa sehingga memiliki beberapa atau banyak solusi yang
benar, dan terdapat banyak cara untuk mencapai soal itu.
Menurut
Takahashi (2006), soal terbuka (open-ended problem) adalah soal yang
mempunyai banyak solusi atau strategi penyelesaian. Sedangkan menurut Syaban
(2008), dipandang dari strategi bagaimana materi pelajaran disampaikan, pada
prinsipnya pembelajaran dengan memanfaatkan soal terbuka dapat dipandang
sebagai pembelajaran berbasis masalah, yaitu suatu pembelajaran yang dalam
prosesnya dimulai dengan memberi suatu masalah kepada siswa.
Menurut
Shimada dan Becker (dalam Salamah, 2003: 12) pendekatan open-ended adalah pendekatan
pembelajaran matematika yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode
atau penyelesaian yang lebih dari satu. Jadi, pendekatan open-ended adalah
pembelajaran terbuka dimana siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk
mendapatkan jawaban yang benar, bahkan siswa bias memperoleh lebih dari satu
jawaban yang benar. Sehingga open ended dapat memberi kepercayaan kepada siswa
untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan
masalah dengan beberapa teknik atau cara tertentu.
Pada
dasarnya, pendekatan open ended bertujuan untuk mengangkat kegiatan kreatif
siswa dan berpikir matematika secara simultan. Oleh karena itu, hal yang perlu
diperhatikan adalah kebebasan siswa untuk berpikir dalam membuat progress
pemecahan sesuai dengan kemampuan, sikap, dan minatnya, sehingga pada akhirnya
akan membentuk intelegensi matematika siswa.
Pembelajaran
dengan pendekatan Open-ended diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada
siswa. Kegiatan pembelajaran harus mengarah dan mengantarkan siswa dalam
menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban
yang benar, sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa
dalam proses menemukan sesuatu yang baru.
Pendekatan
Pembelajaran open ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu
permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Open Ended
Problems merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang
benar lebih dari satu. Sehingga dengan mengutip pemikiran model pembelajaran
Open Ended Problems dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengetahuan atau pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan
beberapa teknik.
Pada model
pembelajaran Open Ended Problems masalah yang diberikan adalah masalah yang
bersifat terbuka (Open Ended Problem) atau masalah tidak lengkap (Incomplete
Problem). Sifat keterbukaan dari suatu masalah dikatakan hilang apabila hanya
ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan atau hanya ada satu
jawaban yang mungkin untuk masalah tersebut.
- Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Open Ended
Open ended
memiliki keterbukaan. Menurut Dahlan (dalam Haryani : 2007 : 13). Keterbukaan
dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Proses
terbuka
Maksudnya adalah masalah atau soal yang diberikan, memiliki banyak cara penyelesaian yang benar.
2. Hasil Akhir Terbuka
Maksudnya adalah masalah yang memiliki jawaban yang benar.
3. Cara Pengembangan Lanjutan Terbuka
Maksudnya adalah masalah atau soal yang diberikan, memiliki banyak cara penyelesaian yang benar.
2. Hasil Akhir Terbuka
Maksudnya adalah masalah yang memiliki jawaban yang benar.
3. Cara Pengembangan Lanjutan Terbuka
Maksudnya
ketika siswa telah menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah
baru yaitu dengan cara merubah kondisi masalahnya.
- Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Open Ended
Tim MKPBM
(2001 : 121) mengemukakan kelebihan dan kelemahan pendekatan open ended, yakni
sebagai berikut :
1. Kelebihan model pembelajaran open ended
a. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
b. Siswa memiliki kesempatan matematika secara komprehensip.
c. Siswa dengan keterampilan dan kemampuan matematika yang rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.
d. Secara intrinsik siswa dapat termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
e. Siswa memiliki pengalaman untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
2. Kekurangan model pembelajaran open ended
a. Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan yang mudah.
1. Kelebihan model pembelajaran open ended
a. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
b. Siswa memiliki kesempatan matematika secara komprehensip.
c. Siswa dengan keterampilan dan kemampuan matematika yang rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.
d. Secara intrinsik siswa dapat termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
e. Siswa memiliki pengalaman untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
2. Kekurangan model pembelajaran open ended
a. Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan yang mudah.
b.
Mengemukakan masalah yang langsung dipahami siswa sangat sulit, sehingga banyak
siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
c. Siswa
dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
d. Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
Sedangkan menurut Suherman, dkk (2003:132) memiliki beberapa keunggulan antara lain sebagai berikut:
a) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
b) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif.
c) Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.
d) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
e) Siswa memiliki pengelaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
Terdapat pula kelemahannya antara lain:
a) Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah.
d. Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
Sedangkan menurut Suherman, dkk (2003:132) memiliki beberapa keunggulan antara lain sebagai berikut:
a) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
b) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif.
c) Siswa dengan kemapuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri.
d) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan.
e) Siswa memiliki pengelaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.
Terdapat pula kelemahannya antara lain:
a) Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah.
b)
Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga
banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang
diberikan.
c) Siswa
dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.
d) Mungkin
ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka mereka tidak
menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
Untuk model
penilaian soal open-ended diberikan alternatif penilaian dengan menggunakan
skala Linkert (Metagora, 2008). Untuk itu harus ditetapkan kriteria penilaian
berdasarkan skor, contoh penyekoran: skor 0 diberikan untuk jawaban dan alasan
yang kedua-duanya salah, skor 1 diberikan untuk jawaban yang benar tetapi
alasan salah dan skor 2 diberikan untuk jawaban dan alasan yang kedua-duanya
benar. Masih banyak alternatif penilaian lain yang dapat dikembangkan oleh guru
untuk menilai jawaban siswa dengan jenis soal open-ended. Untuk itu diperlukan
kreativitas guru tidak saja untuk menyusun dan mengembangkan model penilaian,
tetapi juga menyusun dan mengembangkan soal-soal open-ended.
- Langkah-langkah Model Pembelajaran Open Ended
Menurut Eko
Prasetyo (2010), langkah-langkah pembelajaran matematika berbasis open ended
adalah sebagai berikut :
1.
Pembelajaran problem open ended dimulai dengan memberikan problem terbuka
kepada peserta didik, problem tersebut dirasakan mampu diselesaikan peserta
didik dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban sehingga memacu
potensi intelektual dan pengalaman peserta didik dalam proses menemukan
pengetahuan baru.
2. Peserta
didik melakukan beragam aktifitas untuk menjawab problem yang diberikan.
3. Berikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk mengeksplorasi problem.
4. Peserta didik membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka lakukan.
5. Diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan masalah dari problem serta penyimpulan dengan bimbingan guru.
3. Berikan waktu yang cukup kepada peserta didik untuk mengeksplorasi problem.
4. Peserta didik membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka lakukan.
5. Diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan masalah dari problem serta penyimpulan dengan bimbingan guru.
Menurut
Suherman, dkk (2003: 114) mengemukakan bahwa dalam kegiatan matematika dan
kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi ketiga aspek berikut :
a. Kegiatan
siswaharus terbuka. Yang dimaksud kegiatan siswa harus terbuka adalah kegiatan
pembelajaran harus mengakomodasi kesempatan siswa untuk melakukan segala
sesuatu secara bebas sesuai kehendak mereka.
b. Kegiatan
matematika merupakan ragam berpikir. Kegiatan matematika adalah kegiatan yang
didalamnya terjadi proses pengabstraksian dari pengalaman nyata dalam kehidupan
sehari-hari kedalam dunia matematika atau sebaliknya.
c. Kegiatan
siswa dan kegiatan matematika merupakan satu kesatuan. Dalam pembelajaran
matematika, guru diharapkan dapat mengangkat pemahaman dalam berpikir matematika
sesuai dengan kemampuan individu. Meskipun pada umumnya guru akan mempersiapkan
dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pengalaman dan pertimbangan
masing-masing. Guru bisa membelajarkan siswa melalui kegiatan-kegiatan
matematika tingkat tinggi yang sistematis atau melalui kegiatan-kegiatan
matematika yang mendasar untuk melayani siswa yang kemampuannya rendah.